Notification

×

Iklan

Iklan

Momentum Hari Kebangkitan Nasional 2025, Ketua SMSI Indramayu: Literasi Digital Kunci Pendidikan Masa Depan

21 Mei 2025 | 08:17 WIB Last Updated 2025-05-21T01:17:43Z


Breportase.com,Indramayu – Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Indramayu, Ihsan Mahfudz, menegaskan pentingnya wawasan literasi digital sebagai pondasi utama pendidikan di era diskrupsi saat ini seiring momentum Hari Kebangkitan Nasional (HKN) yang jatuh pada 22 Mei. 


Dalam keterangannya, Ihsan menyoroti peran media siber sebagai mitra strategis dunia pendidikan, dapat dijadikan atmosfir kebangkitan generasi cerdas, kritis, dan beretika pada tahun 2045.


"Di tengah arus informasi yang deras, pendidikan tak hanya soal kurikulum, tapi juga kemampuan memilah informasi, apalagi media sosial sudah menjadi konsumsi publik setiap detik,"tuturnya saat diskusi di Sekretariat SMSI Indramayu. 


Menurutnya, penguasaan literasi digital adalah kunci utama kebangkitan generasi masa depan sebagai garda depan masyarakat, khususnya pelajar dan pendidik, dalam menghadapi tantangan kondisi derasnya informasi dalam bentuk media sosial.


Ia menambahkan, masyarakat dan publik saat ini sudah kurang tertarik dengan informasi berimbang produk jurnalistik malah memilih informasi instan yang disebarkan melalui kanal media sosial seperti TikTok, X dan Instagram. 


Maka, momentum Harkitnas ini harus dimaknai sebagai ajakan untuk kolaborasi lintas sektor. Media, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah harus saling bersinergi membangun ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.


"Anak-anak kita bukan hanya butuh ruang belajar, tetapi juga ruang berekspresi yang sehat di media digital. Di sinilah peran jurnalisme edukatif menjadi penting. SMSI mendorong media siber untuk hadir dengan konten yang mencerahkan, bukan yang menyesatkan," tegas Ichank panggilan akrab Ihsan Mahfudz, Rabu (21/5/2025).


Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak para insan pers untuk terus menjaga integritas dan menjadikan pendidikan sebagai narasi utama dalam pemberitaan, bukan sekadar momentum seremonial tahunan.


Ichank menekankan, merdeka belajar tidak boleh hanya berhenti di ruang kelas, tapi harus meluas ke dunia digital, dunia nyata, dan dunia kerja. Para pendidik sudah mulai mengkampanyekan kanal kanal portal media yang mencerahkan bukan konten media sosial sebagai solusi informasi kekinian. 


“Pendidikan masa depan adalah pendidikan yang membebaskan, membekali, dan mandiri. Mari kita kawal bersama kebangkitan di era digital saat ini,” pungkasnya.


Redakrur: Nanang Asmari 

close