Breportase.com,Kota Bekasi – Pengguna jalan dan warga keluhkan pembangunan Tanggul (Poldur) dikawasan perumahan pondok ungu permai Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi tepatnya di RT 11/12.
Warga mengelh. Pasalnya Struktur tanggul dinilai terlalu tinggi dan sangat membahayakan bagi kendaraan R4, khususnya mobil berjenis sedan.
Pantauan breportase.com di lokasi pembangunan tanggul atau yang biasa disebut Poldur tersebut dibangun melintang di salah satu ruas jalan lingkungan dengan ketinggian yang tidak wajar, hal tersebut berdampak kepada pengguna jalan yang memakai mobil sedan bahkan sejumlah kendaraan lain pun seperti motor mengalami benturan pada bagian mesin.
“Tanggulnya ( Poldur) terlalu tinggi. Mobil saya sampai mentok bagian bawahnya. Ini bisa merusak kendaraan,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Minggu (15/6/2025).
Senada dengan pengguna jalan lainnya. Mereka menilai pembangunan tanggul tersebut tidak memperhitungkan aspek keselamatan dan kenyamanan pengendara.
“Kami tidak menolak adanya tanggul, tapi bentuk dan ukurannya harus sesuai. Jangan sampai justru menyebabkan kecelakaan atau kerusakan kendaraan,” kata salah satu pengendara yang melintas.
Sementara itu, seorang pedagang nasi yang berjualan di sekitar lokasi menjelaskan bahwa tanggul dibangun sekitar satu bulan yang lalu. Ia menyebutkan, selain berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan, tanggul juga dimaksudkan sebagai penghalang agar air tidak masuk ke area permukiman yang kerap terdampak banjir.
“Katanya sih buat cegah air masuk, soalnya di sini sering banjir,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak kelurahan maupun instansi terkait mengenai keluhan tersebut. Namun demikian, warga berinisiatif mencari solusi sendiri.
Ketua RT 11, Wahyudi, menyampaikan bahwa warga berencana mengadakan musyawarah untuk membahas perbaikan tanggul tersebut. Ia mengatakan bahwa warga akan melakukan urunan atau patungan untuk membeli semen, dan meratakan kembali ketinggian tanggul agar lebih aman bagi kendaraan.
“Kami akan musyawarah. Warga sepakat untuk patungan beli semen dan memperbaiki tanggul agar tidak terlalu tinggi. Tujuannya supaya tidak merusak bagian bawah mobil, terutama sedan,” ungkap Wahyudi.
Warga berharap, ke depan setiap pembangunan fasilitas di lingkungan permukiman dapat dilakukan dengan perencanaan matang serta mengikuti standar teknis yang berlaku, agar manfaatnya tidak menimbulkan risiko baru bagi masyarakat.
Reporter: Abdul Basit