Breportase.com,Indramayu,- Bermimpi memiliki wisata Desa guna mensejahterakan masyarakat. Namun, harapannya berujung disidak tim inspektorat kabupaten Indramayu.
Pembangunan Desa wisata yang menhabiskan anggaran Dana Desa (DD) Tahap tiga sebesar 120 juta kini terlihat mangkrak dan kumuh.
Dengan tujuan untuk mendukung usaha masyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata. Namun sangat disayangkan semua itu hanyalah mimpi belaka.
Kuwu Desa Wanguk. Kecamatan Anjatan. Komariah saat dikonfirmasi diruangannya membenarkan adanya pembangunan Desa Wisata di Blok Balong Adem Wetan yang menggunakan Anggaran Dana Desa (DD) tahap tiga Tahun 2023 dan saat ini sedang diperiksa oleh Tim inspektorat.
Menurutnya, Awal di bangunnya Desa Wisata tersebut karena melihat adanya jembatan Gantung yang dianggap sebagai Destinasi yang diunggulkan, oleh karenanya, pemerintah Desa melalui Dari Musdus hingga Musdes bergerak untuk menggelontorkan Anggaran DD tahap tiga Ta 2023 sebesar Rp 120 juta.
"Ya memang sejak hari Senin sampai dengan selasa ini tim inspektorat dari Kabupaten Indramayu mengecek lokasi pembangunan Desa Wisata tersebut. Kalau kami (pemdes) aiap mengikuti inspektorat saja. Apabila memang, menurut inspektorat dari pembangunan tersebut ada temuan, kami siap untuk mengembalikan pa," kata Komariah, Selasa (15/10/2024).
Menyikapi Hal tersebut, Ketua GMBI Distrik Indramayu Ono Cahyono sangat menyayangkan sikap kuwu Desa Wanguk yang seakan akan tidak merasa kalau sudah menabrak aturan.
"sangat disayangkan sekali, dengan dibangunnya Desa wisata yang berada percis di bawah jembatan gantung Blok Balong Adem Wetan tersebut patut diduga hanya untuk mencari keuntungan semata dari pembangunannya.pasalnya seakan dia (kuwu) sudah siap mengembalikan kalau ada temuan, dan kalau dianggap tidak ada temuan oleh inspektorat, ya berarti Uang saya," tegas Ono Cahyono.
Ono berharap kepada Tim Monev PMD Kecamatan Anjatan, DPMD, Inspektorat hingga APH untuk serius menyikapi hal tersebut kalau memang melanggar harus di proses sesaui dengan undang undang yang berlaku,Harapnya.
Selanjutnya, Ono menuturkan, pihak Desa yang mempunyai inisiatif untuk menggelontorkan Anggaran Dana Desa (DD) di tahun 2023 dianggap sia sia. Pasalnya, pembangunan Desa Wisata tersebut tidak berdampak apa apa justru menjadi sasaran untuk tongkrongan anak anak nakal, ungkapnya.
"Daripada uang dihamburkan untuk yang tidak bermanfaat, seharusnya anggaran tersebut di salurkan kemasyarakat yang membutuhkan saja. Kan ada BLT DD tinggal ditambah saja jumlah penerima manfaatnya ya kan pa. Bagaimana mau ada peminat (wisata lokal) yang datang dan dilirik dinas pariwisata, tampak bangunannya saja asal asalan. Harusnya kalau mau dijadikan Tempat wisata, ya lihat dulu dong, apa yang menjadi potensi wisata. Kalau jembatan sih hanya untuk akses perekonomian masyarakat saja, masa harus dikomersilkan," pungkasnya (NA.01).